Ketikamengambil keputusan untuk mengganti KTSP menjadi kurikulum 2013 pemerintah juga melihat dari kondisi yang ada selama beberapa tahun ini. KTSP memberi kebebasan kepada para pendidik atau guru utnuk membuat kurikulum secara mandiri untuk masing-masing sekolah akan tetapi kebijakan itu tidak berjalan dengan lancar.
PerbedaanKurikulum 2013 Dengan Kurikulum Sebelumnya - Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013. Sedangkan implementasinya telah diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014 di sekolah-sekolah tertentu atau masih terbatas. Dan pada tahun ajaran 2014/2014 Kurikulum 2013 sudah mulai diterapkan diseluruh sekolah di Indonesia.
KurikulumMerdeka Belajar adalah kurikulum pendidikan yang dicanangkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim. Ini merupakan bentuk evaluasi dari Kurikulum 2013 yang telah digunakan sebelumnya. Pada tahun ajaran 2022/2023, Kurikulum Merdeka Belajar tidak hanya dikhususkan untuk satuan pendidikan
Persamaandan Perbedaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013 A. PERSAMAAN 1. Kurikulum 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013 sama-sama menampilkan teks sebagai butir-butir KD. 2. Untuk struktur kurikulumnya baik pada KTSP atau pada 2013 sama-sama dibuat atau dirancang oleh pemerintah tepatnya oleh Depdiknas. 3.
PerbedaanKurikulum 2013 dengan Kurikulum Prototipe 1. Bangunlah Jiwa dan Raganya 2. Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI 3. Bhinneka Tunggal Ika 4. Gaya Hidup Berkelanjutan 5. Kearifan Lokal 6. Kewirausahaan 7. Suara Demokrasi
vT8idI. Kurikulum 2022 Apa dan bagaimana?Assalamu'alaikum, how are you sahabat semuanya?๐๐ Semoga sahabat semua senantiasa baik dan sehat slalu yah!๐๐.Oiya, akhir-akhir ini ramai diperbincangkan mengenai kurikulum baru yang bakal menjadi pengganti Kurikulum 2013 K-13. Dalam setiap perubahan kebijakan baru dalam hal ini misalnya pembaruan kurikulum tentu bukan sebuah tindakan ramdom. Ini tentu merupakan sebuah keputusan setelah serangkaian kajian, evaluasi dan penelitian yang panjang, yang kemudian diputuskan bahwa kita perlu melakukan pembaruan kurikulum. Nah, dengan wacana baru ini tentu kita tidak boleh ketinggalan. Ini tentu penting bagi kita baik bagi para guru, pendidik maupun bagi peserta didik untuk mengetahui tentang kurikulum baru ini. Yah, tentunya agar kita lebih siap dan tidak gaptek dengan kebijakan baru ini๐๐Terkait dengan kurikulum baru ini, Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemendikbud Ristek, Anindito Aditomo menjelaskan bahwa kurikulum tahun 2022 tersebut akan lebih berfokus pada materi yang esensial dan tidak terlalu padat materi. Kurikulum baru tersebut juga fokus pada materi esensial penting agar guru memiliki waktu untuk pengembangan karakter dan kompetensi. Ia menyebut bahwa kurikulum prototipe ini sedang diterapkan secara terbatas di 2500-an sekolah di seluruh Indonesia melalui Program Sekolah Penggerak. sumber Secara lebih ringkas Pak Arul Bahrudin, seorang pendidik anggota IGI Ikatan Guru Indonesia menjelaskan sebagai berikut "Sebelum diterapkan pada setiap satuan pendidikan, mari kita mengenal 7 tujuh hal baru yang ada dalam Kurikulum Paradigma struktur kurikulum, Profil Pelajar Pancasila PPP menjadi acuan dalam pengembangan Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian, atau Struktur Kurikulum, Capaian Pembelajaran CP, Prinsip Pembelajaran, dan Asesmen Pembelajaran. Secara umum Struktur Kurikulum Paradigma Baru terdiri dari kegiatan intrakurikuler berupa pembelajaran tatap muka bersama guru dan kegiatan proyek. Selain itu, setiap sekolah juga diberikan keleluasaan untuk mengembangkan program kerja tambahan yang dapat mengembangkan kompetensi peserta didiknya dan program tersebut dapat disesuaikan dengan visi misi dan sumber daya yang tersedia di sekolah hal yang menarik dari Kurikulum Paradigma Baru yaitu jika pada KTSP 2013 kita mengenal istilah KI dan KD yaitu kompetensi yang harus dicapai oleh siswa setelah melalui proses pembelajaran, maka pada Kurikulum Paradigma Baru kita akan berkenalan dengan istilah baru yaitu Capaian Pembelajaran CP yang merupakan rangkaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai satu kesatuan proses yang berkelanjutan sehingga membangun kompetensi yang utuh. Oleh karena itu, setiap asesmen pembelajaran yang akan dikembangkan oleh guru haruslah mengacu pada capaian pembelajaran yang telah pelaksanaan proses pembelajaran dengan pendekatan tematik yang selama ini hanya dilakukan pada jenjang SD saja, pada kurikulum baru diperbolehkan untuk dilakukan pada jenjang pendidikan lainnya. Dengan demikian pada jenjang SD kelas IV, V, dan VI tidak harus menggunakan pendekatan tematik dalam pembelajaran, atau dengan kata lain sekolah dapat menyelenggarakan pembelajaran berbasis mata jika dilihat dari jumlah jam pelajaran, Kurikulum Paradigma Baru tidak menetapkan jumlah jam pelajaran perminggu seperti yang selama ini berlaku pada KTSP 2013, akan tetapi jumlah jam pelajaran pada Kurikulum Paradigma Baru ditetapkan pertahun. Sehingga setiap sekolah memiliki kemudahan untuk mengatur pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Suatu mata pelajaran bisa saja tidak diajarkan pada semester ganjil namun akan diajarkan pada semester genap atau dapat juga sebaliknya, misalnya mata pelajaran IPA di kelas VIII hanya diajarkan pada semester ganjil saja. Sepanjang jam pelajaran pertahunnya terpenuhi maka tidak menjadi persoalan dan dapat Sekolah juga diberikan keleluasaan untuk menerapakan model pembelajaran kolaboratif antar mata pelajaran serta membuat asesmen lintas mata pelajaran, misalnya berupa asesmen sumatif dalam bentuk proyek atau penilaian berbasis proyek. Pada Kurikulum Paradigma Baru siswa SD paling sedikit dapat melakukan dua kali penilaian proyek dalam satu tahun pelajaran. Sedangkan siswa SMP, SMA/SMK setidaknya dapat melaksanakan tiga kali penilaian proyek dalam satu tahun pelajaran. Hal ini bertujuan sebagai penguatan Profil Pelajar Pancasila. Keenam, untuk mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK yang pada KTSP 2013 dihilangkan maka pada Kurikulum Paradigma Baru mata pelajaran ini akan dikembalikan dengan nama baru yaitu Informatika dan akan diajarkan mulai dari jenjang SMP. Bagi sekolah yang belum memiliki sumber daya/guru Informatika maka tidak perlu khawatir untuk menerapkan mata pelajaran ini karena mata pelajaran ini tidak harus diajarkan oleh guru yang berlatarbelakang TIK/Informatika, namun dapat diajarkan oleh guru umum. Hal ini disebabkan karena pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah mempersiapkan buku pembelajaran Informatika yang sangat mudah digunakan dan dipahami oleh pendidik dan peserta untuk mata pelajaran IPA dan IPS pada jenjang Sekolah Dasar Kelas IV, V, dan VI yang selama ini berdiri sendiri, dalam Kurikulum Paradigma Baru kedua mata pelajaran ini akan diajarkan secara bersamaan dengan nama Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sosial IPAS. Hal ini bertujuan agar peserta didik lebih siap dalam mengikuti pembelajaran IPA dan IPS yang terpisah pada jenjang SMP. Sedangkan pada jenjang SMA peminatan atau penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa akan kembali dilaksanakan pada kelas XI dan XII.nadiemmakarim kurikulumparadigmabaru2022๐Sumber informasi
๏ปฟKompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Bogor - Kurikulum Merdeka Belajar adalah kurikulum yang diterbitkan oleh kemendikbud pada 11 Februari tahun 2022, kurikulum ini memastikan bahwa pendidikan yang diberikan kepada siswa tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membantu mereka mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk sukses dalam kehidupan pribadi dan profesional mereka. banyak opini yang beredar terkait dengan kurikulum baru ini, Apakah kurikulum ini memang dibutuhkan rakyat Indonesia? Apakah kurikulum ini lebih baik dari kurikulum sebelumnya?Kurikulum Merdeka Belajar yang dijelaskan oleh mendikbud adalah penyederhanaan kurikulum 2013, pembelajaran dan materi yang diberikan masih sama dengan k13 namun siswa siswa diberikan kesempatan untuk memilih mata pelajaran yang mereka anggap berguna demi masa depan mereka. Saat mengumumkan kurikulum Merdeka Belajar terdapat 31,5 persen sekolah berpindah dari kurikulum 2013 ke kurikulum Merdeka Belajar, dan hasilnya murid - murid yang belajar disana mengalami learning loss yang lebih sedikit ketimbang sekolah yang masih menggunakan kurikulum data yang diungkapkan oleh Kemendikbud, peralihan sejumlah sekolah ke Kurikulum Merdeka Belajar telah menunjukkan hasil yang positif, dengan tingkat learning loss yang lebih rendah dibandingkan dengan sekolah yang masih menggunakan kurikulum sebelumnya. Banyak dari murid-murid yang sedang belajar dan sudah lulus menggunakan kurikulum 2013 mempertanyakan kegunaan materi yang mereka pelajari untuk masa depan mereka. Mereka yang bermimpi untuk menjadi seniman merasa tidak perlu mempelajari dan menguasai mata pelajaran kimia, mereka yang bermimpi menjadi atlit tidak perlu menguasai matematika, mereka yang ingin menjadi presenter tidak perlu menguasai biologi, dan masih banyak contoh lainnya. Dikarenakan pemikiran ini, banyak murid - murid yang tidak memiliki gairah untuk belajar mata pelajaran yang mereka anggap tidak berguna untuk masa depan mereka yang mengakibatkan nilai - nilai mereka di mata pelajaran tersebut tidak baik, yang berdampak kepada peringkat dan nilai keseluruhan saat murid - murid itu dengan pandangan masyarakat umum terhadap sistem peminatan, dimana murid yang masuk ke jurusan MIPA dianggap lebih pintar dan lebih baik ketimbang murid yang masuk ke jurusan alasan inilah kurikulum merdeka belajar lebih baik dari kurikulum 2013. Kurikulum merdeka belajar memberikan kebebasan dan pilihan kepada murid - murid untuk menentukan mata pelajaran apa yang dibutuhkan untuk membantu masa depan mereka, dan di saat yang sama menghilangkan stigma bahwa jurusan MIPA lebih baik dari jurusan IPS. Selain itu, penghilangan stigma dan perbedaan perlakuan antara jurusan MIPA dan IPS diharapkan dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif dan adil bagi semua itu, penerapan Kurikulum Merdeka Belajar juga diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang sering muncul dalam kurikulum sebelumnya, seperti kelebihan beban kurikulum dan kurangnya fleksibilitas dalam memenuhi kebutuhan siswa. Lihat Pendidikan Selengkapnya
perbedaan kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya